Joko (bukan nama sebenarnya), seorang mahasiswa tingkat dua. Pakaian cowok ganteng ini selalu modis, parlente. Setiap hari berangkat ke kampus dengan membawa mobil dan HP yang paling canggih. Makanannya adalah sebaik-baik makanan. Hidupnya dihabiskan untuk hura-hura, pesta dan ke diskotik. Kemewahan hidup membuatnya lalai dari kewajibannya sebagai hamba Allah.
Sita (bukan nama sebenarnya), mahasiswi
tingkat satu. Kecantikannya subhanallah. Make up yang digunakannya bisa
menghabiskan ratusan ribu rupiah. Pakaian yang dikenakannya bila ditotal dari
baju, celana hingga sepatu, bisa bernilai jutaan rupiah! Rokok adalah bagian
hidupnya. Sebagian kalangan yang berusia muda berdalih bahwa mereka ingin
menikmati masa mudanya. Mereka dalam keadaan sedang mencari identitas diri agar
diakui eksistensinya dalam lingkungan pergaulan. Bahkan mahasiswa yang notebene
bukan anak orang kaya pun memaksakan diri agar dapat bergaya dan merasa malu
bila pakaiannya tidak bermerk.
Sedang Rasulullah SAW telah mengingatkan kita dengan sabdanya
bahwa pada hari kiamat, kaki tidak akan bergeser dari tempatnya sebelum
seseorang menjawab lima
hal. Salah satu pertanyaannya adalah “masa mudamu kau habiskan untuk apa ?”
Ali bin Abi Thalib mengatakan, “Apa yang bisa kau banggakan dari dirimu. Awalmu adalah setetes air yang menjijikkan (air mani), saat hidup kau selalu membawa kotoran dalam perutmu,dan matimu adalah bangkai.” Jadi tidak usahlah kita petantang petenteng di dunia ini. Mati, sungguh demi Allah.. semua manusia pasti mati.
Ali bin Abi Thalib mengatakan, “Apa yang bisa kau banggakan dari dirimu. Awalmu adalah setetes air yang menjijikkan (air mani), saat hidup kau selalu membawa kotoran dalam perutmu,dan matimu adalah bangkai.” Jadi tidak usahlah kita petantang petenteng di dunia ini. Mati, sungguh demi Allah.. semua manusia pasti mati.
Kala Maut
Menjemput
Adi (bukan nama sebenarnya), siswa SMU kelas 2. Di sore hari ia
berfoto bersama teman-temannya dengan riang gembira. Kemudian ia pulang bersama
temannya dengan mengendarai motor. Dalam perjalanan, sebuah mobil Panther
dengan kecepatan tinggi menabrak motor Adi. Tubuh Adi terlempar dan menabrak
pembatas jalan. Adi tewas seketika. Tulang rusuknya patah dan rahangnya miring
ke samping, menganga tidak bisa ditutup.Teman-teman SMU nya hampir tidak percaya
ketika mendengar kabar kematian Adi, karena baru kemarin sore mereka
berfoto-foto bersama. Tapi siapakah yang mengetahui usia manusia. Maut, ia
tidak datang karena usia tua, ia bisa datang menjemput siapa saja. Sesuai yang
Allah kehendaki.
Mia (bukan
nama sebenarnya), gaya hidupnya tidak jauh berbeda dengan Sita. Ia sangat
cantik hingga banyak laki-laki yang jatuh hati padanya. Rambut kebanggaannya,
hitam dan panjang. Namun usianya ternyata pendek. Suatu hari ketika ia sedang
mengendarai mobil bersama kekasihnya, terjadi tabrakan yang dahsyat. Mia
terkena pecahan kaca dan masuk UGD. Rambutnya yang indah tidak lagi dapat
tumbuh. Kepalanya menjadi botak untuk selamanya. Lidahnya tidak lagi bisa
berbicara selain hanya mengeluarkan kata-kata tidak jelas. Tubuhnya menjadi
sangat kurus, kecantikan yang selama ini ia banggakan dihadapan teman-temannya
telah sirna. Mia pun yang semula kaya raya, kini menjadi miskin karena orang
tuanya telah menggadaikan apa saja yang mereka miliki untuk pengobatan anak
satu-satunya itu. Mia akhirnya kembali ke hadirat-Nya dalam usia sangat muda,
19 th.
Hilangkan Gengsi Itu
Kemanakah
engkau akan lari bila maut telah datang menjemputmu? Engkau tak dapat menahan
kedatangannya meski hanya sesaat. Kematian adalah pemisah kesenangan dunia. Naudzubillahi min dzalik bila kita sampai mati dalam keadaan sedang
bermaksiat kepada-Nya. Bayangkanlah tubuh kita kelak akan dibalut kain kafan.
Dikubur dalam tanah untuk selamanya. Sendirian.. Dan lambat laun tubuh kita
membusuk,keluar belatung-belatung. Hilang sudah kecantikan, ketampanan dan
kekayaan yang kita miliki. Maka wahai pemuda, apa yang kau cari selain
keridhaan-Nya saja? Jangan menunda amal kebaikan, jangan menunda taubat karena
menunda taubat adalah bagian dari dosa itu sendiri. Akankah kita rela akhirat
kita tergadai hanya karena “gengsi”?
Generasi Ghuraba
Fenomena
apakah yang menjangkiti kalangan muda kita? Mengapa seorang muslim sampai
merasa malu untuk berubah ke arah yang lebih baik ? Sindiran dari teman-teman
di sekelilingnya bisa menjadi hambatan seseorang untuk berubah. “Bau surga
loe.” “Cie.. sok alim” dan berbagai sindiran yang
menghujam. Namun sebagai seorang muslim yang telah mantap aqidahnya, matang
kepribadiannya, dan paham tujuan hidupnya, ia tak akan mengikuti kemana arah
angin bertiup, tetapi ia akan setegar karang di lautan dan tetap konsisten di
jalan yang benar. Manakah yang kita cari, keridhaan manusia atau keridhaan
Allah? Salah satu ciri generasi rabbani adalah tidak takut celaan dari orang
yang suka mencela. Biarkanlah para pencela itu dan maafkan mereka. Rasulullah
SAW bersabda, “Berbahagialah para ghuraba (orang-orang asing), yaitu
orang-orang yang berbuat kebaikan di saat orang lain berbuat kerusakan.”
Jangan Jadi
Bebek
Islam
mengajarkan kepada kita untuk tidak menjadi orang yang gemar ikut-ikutan.
Rasulullah SAW bersabda, “Janganlah kamu menjadi orang yang ikut-ikutan. Bila
orang lain baik,kamu ikut menjadi baik dan bila orang lain buruk, kamu ikut
menjadi buruk. Tetapi hendaklah kamu menjadi orang yang memiliki pendirian
,bila orang lain baik, kamu ikut menjadi baik, bila orang lain buruk, kamu
tetap baik.”
Sumber: Generasi
Delapan
0 komentar:
Posting Komentar